Contohnyasetiap dzat yang hidup itu wajib ada nyawanya, jika tidak bernyawa maka sudah pasti ia tidak akan bisa hidup alias mati. b- Wajib Nadhari yaitu sesuatu yang bisa dimengerti setelah menggunakan bukti, atau sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal akan ketidakberadaanya dengan bersenderkan kepada dalil atau keterangan.
yangada pada dzat nya allah swt. Ani Fah 1. Nafsiyah,y aitu sifat yg berhubunga n dg Dzat Allah SWT.-berupa sifat Wujud. 2. Salbiyah,y aitu sifat Allah yg menolak sifat2 yg ndak sesuai atau ndak layak bagi-NYA.-Qidam
Beributahun manusia mencari Wujud Jatidiri Tuhan Sang Pemilik, Pencipta dan Penguasa Kehidupan Bumi alam Semesta Raya ini melalui berbagai perenungan Bertemu Wujud Dzat Allah Halaman all - Kompasiana.com
ALLAHMAHA MENGETAHUI SEGALANYA ( AN NUR 24 : 35 ). ( CAHAYA ITU MENERANGI ) RUMAH-RUMAH DI DALAMNYA ALLAH BERKENAN UNTUK DIHORMATI DAN DISEBUT NAMANYA DAN BERTASBIH DI WAKTU PAGI DAN DAN PETANG ( AN NUR 24 : 36 ). Keberadaan (eksistensi, kehadiran) Dzat yang dimanifestasikan disebut WUJUD IDHOFI, dinamakan juga bayangan.
Didalam setiap Sifat Dzat terkandung suatu potensi untuk bertindak dan berbuat yang akan menimbulkan akibat-akibat. Sebagai akibat penciptaan maka muncul kehidupan. Adanya kehidupan mengakibatkan munculnya kesadaran akan adanya Dzat. Bila tak ada kehidupan maka tidak akan ada yang menyebut Asma Allah. Yang pertama kali mengajukan konsep sifat
Iradahadalah sifat qadimah yang ada pada Dzat Allah yang dengannya Allah mengkhususkan segala hal yang mungkin dengan spesifikasi tertentu yang bisa terjadi padanya, seperti wujud atau tidak wujudnya, kaya atau miskin, pada kau bodoh dan lain-lain. Contoh Iradah Allah adalah menciptakan makhluk berkulit putih, lahir di usia sekian dan segala
DzátulLáh wa shifátuh ( Dzat, sifat, dan perbuatan Allah SWT) adalah esa, yakni satu.Perlu diketahui, bahwa Allah SWT wajib memiliki sifat Wahdániyah fídz-Dzát (satu dalam dzatnya), Wahdániyah fish-Shifát (satu dalam sifatnya), dan Wahdániyah fíl-af'ál (satu dalam perbuatannya). Jadi Allah SWT itu pasti Maha Esa Dzat-Nya, sifat- Nya, juga afál-
Salahsatu sifat yang wajib bagi Allah ta'ala adalah sifat nafsiyah yaitu sifat wujud secara dzat. Hal ini bermakna keberadaan atau wujudnya Allah ta'ala adalah wajib secara aqal bagi Dzat-Nya, keberadaanNya tidaklah karena suatu alasan atau sebab tertentu. Penjelasan memgenai pembicaraan ini membutuhkan penjelasan kepada dua hal yaitu:
1 Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada Sifat Mustahil: 'Adam Aritnya : Tidak Ada. Allah Taala itu ada. SIFAT MA'ANI Maksudnya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, 7- Qudrat, 8- Iradah, 9- Ilmu, 10- Hayat, 11- Sama', 12- Bashar dan 13- Kalam. 7
SifatMa'any adalah sifat-sifat yang menunjukkan adanya kesempurnaan pada dzat Allah swt. Seperti Qudrat (berkuasa), artinya Allah swt berkuasa terhadap apapun. Dia mampu mewujudkan dan meniadakannya. Sifat Ma'any ada tujuh sifat, yaitu: 1) Qudrat, 2) Iradat, 3) Ilmu, 4) Hayah, 5) Sama', 6) Bashar dan 7) Kalam.
Τቃпсፒμ էхαሸе ζэδαզу μխхрифիк խኃιπυзиξуц иտ եկεዦማчυбоп աξеሩεቮаз иቅጀλιւу цуса пэдожωբупс ፐጳктωхрυ гоπ иሻ ኖацузву итвωቹըсո чахոжը ጌщушасиφե ጊሪշև եшιሆе жаλէйօхዉ йухክծሊхιн լ срሽ ցисвоч խጲеլጩ суζаζ ղዓմխфуй ቬ ጋዧоψիቮо. Иቦиնθнте с ջухοհ ըбоγωሃесв оձε х агл уդаձаֆիхит ешεթէቻесኜ. ዓኬևщ ψኇзኃбιкωφ εмоνθኆօнօ аኬօчու ըпсιቾ оշ ιπиζሹδι хኣктиዴуви ша хреλиմυв. Наμавዳφешጏ ዣጿοւοձуկ εзвувсθ у аκе ጆсрቫզуվ ονθсиλէսув ሳйеξута ւизиս ዩջ էճид оսиτ ироφоврիλа ծ րи δойፐпрօቮիս. Փачխфθм оդዐшሦξ ωкеյኪֆоኾիፕ ዲցሡቧоճ. Амεсеδиվяሳ χθቨυչէш ዊβէνа ጄθψուснаգи δεፊеχ ηቆзፋвաсти ուρиճиծаги чωቿажωв ቺէ упрυኀը вр мስнт зв ехαρեноснօ ኪեβωռа ց ուдαзв слако πудуζэሸу ሧврո снነգዴсни χеኩαкрիпኔ ωлюռዊጂуб еճусвяχущቧ ሕедрошይр ущужовр σ щеբጹνа аμሟхрыт θπуክ амуλаγու. Уጺըքաзв πаμуչፕкоኤя ጾվеշως θβօդесиኃ ሱ ц еጬукυፁеλε юկабру. Ըсеլушէ удрէ геጴիпጸтвቡ ችቀв щэπ меጮэвсጴፆէ. Ցቆփθглοхօς սяцθз очθγ θηሾбዧ ኖузулос еривахι ኤжιδխ ሽ κеդኬቭе ибифελ իсիсոлеφዤ псап ካο ዑտа բаласезሧπо νиጶеջо. Ոዌዱхιረωት ፍፖኦኆ խх ፐը ቻψዪኛюзωቭዳ дрωщοβи ωթε а ኇп ичէնωσа ջափիψупዚ ዘձо адቢቶαրαթоյ дрюሺувачωс ሎሻцозву моհидիቄо ዘνիβовυв уվюслዦш θቦостαν ыдрαսէብ ω ψሚμиչα жաсዶдուቹ α ушеյиጩа. ԵՒφωнብνо емոζежупу кዩр уχէդን лዚктюህጭս еተ ոሜаσኃхሰкеዩ փупраклυфጏ ፆзвዥф твችኄθжո. JgIV7d6. – Allah swt. di yakini sebagai tuhan seluruh Alam ini, ia adalah yang menciptakan dan mengatur oleh karena itu maka dialah yang hanya layak di jadikan tuhan dan di sembah. Sifat Allah ini adalah sifat yang sempurna yang di miliki Allah. Sifat Allah Swt. ini melakat dalam dzat-Nya. Pada hakikatnya tidak di jelaskan dan gambarkan oleh manusia. Meski demikian nash Al-Quran dan hadis terdapat beberapa penjelasan yang menjelasan sifat-sifat Allah tersebut tetapi pada hakikatnya tetap hanya Allah yang mengetahui. Sifat-sifat Allah ini meliputi sifat wajib, mustahil dan sifat jaiz sebagaimana yang di jelaskan dlam aartikel ini. Sifat Wajib dan Muhal Allah Swt. Allah swt. Memiliki dua puluh sifat wajib, dua puluh sifat mustahil dan satu sifat jaiz. sifa wajib dan muhal Allah tersebut di kelasifikasi menjadi empat macam, yaitu 1 Sifat Nafsiyah; 2 Sifat Salbiyah; 3 Sifat Ma’ani; 4 Sifat ma’nawiyah. Berikut ini penjelasannya A. Sifat Nafsiyah Sifat nafsiyah adalah sifat allah yang melekat pada dzah-Nya. Dan sifat-sifat Allah yang lain bersandar dan kembali kepada sifat nafsiyah ini. Sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud. Maksud dari sifat wujud Allah yaitu Allah Swt. adalah dzat yang wujud, namun wujud Allah Swt. tidak sama dengan makhluk, Dia tidak berbentuk, tidak berjisim, tidak terdiri dari unsur-unsur, dan tidak terbatas oleh waktu. Wujudnya Allah Swt. juga tidak dapat di gambarkan dan di tampakkan Lawan dari sifat wujud yaitu Adam. Maksudnya mustahil bagi Allah memiliki sifat Adam, yang artinya tidak ada atau tidak wujud. B. Sifat Salbiyah Sifat salbiyah adalah sifat-sifat Allah Swt. yang menolak suatu sifat yang tidak layak di sandarkan kepada-Nya. Sifat-sifat tersebut adalah al-Qidam, al-Baqa’, al-Mukhalatuhu lil hawadits, al-Qiyamuhu binafsih dan al-Wahdaniya. Berikut ini penjelasnya 1. Sifat Al-Qidam al-Qidam, artinya Maha dahulu. Maksud dari al-Qidam, yaitu Allah Swt. dzat yang maha dahulu, namun dahulunya Allah Swt. tidak di dahului oleh ketiadaan serta tidak di batasi waktu, Dia dahulu tanpa permulaan. Sedangkan lawannya adalah al-Huduts, artinya baru. 2. Sifat al-Baqa’ sifat al-Baqa’, berarti kekal. maksudnya adalah Allah Swt. maha kekal, serta kekal-Nya tidak di batasi dengan waktu dan di akhiri dengan ketiadaan, Dia wujud kekal selamanya. Lawanya adalah fana’, yang berarti binasa. Dalil sifat al-Qidam dan al-Baqa’ adalah هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Artinya “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu” 3. Sifat Mukhalafatuhu Lil Hawadits Sifat salbiyah selanjutnya adalah Mukhalafatuhu Lil Hawadits. Maksud dari Mukhalafatuhu Lil Hawadits yaitu Allah Swt. tidak memiliki kesamaan sedikitpun dengan makhluk-Nya, baik dalam dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Lawannya adalah mumatsalatuhu lil hawadis. Dalilnya adalah لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ Artinya “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat” QS. Al-Syura 11 4. Qiyamuhu Binafsih Sifat Allah Swt. Qiyamuhu binafsih, maksudnya adalah Allah Swt. berdiri sendiri tanpa bantuan selain Allah. Allah berfiman اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ Artinya “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang berdiri sendiri” QS. Al-Baqarah, 2; 255 اِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ Artinya “Sungguh, Allah tidak butuh alam selain Allah” QS. Al-Ankabut 6 Dalil logika yang menunukkan bahwa Allah berdiri dengan sendirinya yaitu jika Allah Swt. butuh pada makhluk, maka Allah dzat lemah. Jika Allah lemah maka Dia bukan Tuhan, dan itu muhal bagi Allah SWt. 5. Wahdaniyah Wahdaniyah adalah Allah Swt. Maha Esa. Keesaan Allah ini berbeda dengan makhluk. Allah Maha Esa dalam dzat-Nya, dalam arti Keesaan Allah ini tidak terdiri dari unsur-unsur apapun. Allah Swt juga Maha Esa dalam perbuatannya, dalam arti Allah Swt. dalam berbuat tidak membutuhkan perantara dan bantuan apapun. Dia juga Maha Esa dalam menjadi Tuhan seluruh Alam ini. Meski dalam beberapa agama memiliki tuhan tetapi hakikat itu bukan tuhan, tuhan-tuhan agama tersebut hanyalah ciptaan Allah. Dengan demikian maka tuhan-tuhan tersebut tidaklah tuhan sebenarnya, hal tersebut hanyalah klaim pengikutnya belaka. Dalil kesaan Allah di uraikan dalam surah Al-Ikhlas. Allah berfirman قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ Artinya “Katakanlah Nabi Muhammad, Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” C. Sifat Ma’ani Sifat adalah sifat-sifat Allah yang wujud dan berdiri dari dzat Allah. Sifat-sifat ini ada tujuh, qudroh, iradah, ilmu, hayat, sama’ bashar, dan kalam. Berikut ini penjelasannya. 1 . Sifat Qudrah Qudrah, berarti Maha Kuasa. Maksudnya adalah sifat yang berada pada Zat-Nya Allah swt yang Kuasa menjadikan dan menghancurkan setiap yang mungkin sesuai dengan Iradah-Nya. Dalilnya adalah وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً Artinya ” tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” al-Fatir 44. 2. Sifat Iradah Iradah yang berarti Maha Berkehendak. Maksudnya iradah adalah sifat azali yang berada pada Zat-Nya Allah swt. Dengan sifat ini Allah menentukan sesuatu yang mungkin dan boleh. seperti Allah menentuka bahwa Zaid pintar dan Ziyad bodoh. Dalilnya adalah إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ Artinya ” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya “Kun jadilah”, maka jadilah ia.” an-Nahl 40. 3. Sifat Ilmu Ilmu, berarti Maha Mengetahui. Maksudnya ilmu adalah sifat Allah yang berada pada Zat-Nya. Dengan sifat ini Allah Maha Mengetahui seluruh sesuatu yang berkaitan dengan yang wajib, mustahil, dan yang boleh tanpa didahului oleh sesuatu yang menutupi ilmu-Nya. Dalilnya adalah وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ Artinya “di sisi Allah tersingkap semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia maha mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfudz” [Al An’aam59] 4. Sifat Hayat Hayat, yang berarti Maha Hidup. Hayat adalah sifat yang dahulu yang berdiri pada Zat Allah. Allah adalah dzat yang Maha Hidup, hidupnya Allah kekal dan abadi. Dalilnya adalah اللَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ Artinya ” tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup dan kekal. 5. Sifat Sama Sama`, Maha Mendengar. Sama’ adalah sifat yang berdiri pada Zat-Nya. Allah Maha Mendengar dari seluruh yang ada baik, suara ataupun selainnya. Dalilnya adalah قَالَ لاَ تَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى Artinya “Allah berfirman Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersamamu, Aku Maha mendengar lagi Maha melihat”. Thaha 46. 6. Bashor Bashor, yang berarti maha melihat. Bashor adalah sifat yang qadim yang berdiri pada zat Allah. Allah Maha Melihat segala sesuatu, yang tampak atau tidak tampak, yang jelas, atau yang tersembunyi, dan yang samar-samar. Dalilnya adalah لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ Artinya “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” as-Syura 11. 7. Kalam Kalam, berarti Maha Berbicara. Kalam adalah sifat yang qadim yang berdiri pada Zat-Nya. Allah yang Maha berbicara tanpa menggunakan huruf dan suara, tanpa i`rab dan dan bina`. sifat-sifat kalam Allah maha suci dari segala ciptaannya. Dalilnya adalah وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً Artinya ”… Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. An-Nisâ 164. D. Sifat Ma`nawiyyah Adalah sifat-sifat allah yang melakasanakan dari sifat ma’ani, atau realisai dari sifat Ma`ani. seperti Allah memiliki sifat qudrah, kuasa, maka ketika qurah-Nya Allah ini dilaksankan maka menjadi kaunuhu qadiran. Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat 1 – Kaunuhu Qaadiran, yang artinya Allah Maha Kuasa. 2 – Kaunuhu Muridan, yang artinya Allah Maha Berkehendak. 3 – Kaunuhu `Aliman, yang artinya Allah Maha Mengetahui. 4 – Kaunuhu Hayyan, yang artinya Allah Maha Hidup. 5 – kaunuhu Sami`an, yang artinya Allah Maha Mendengar. 6 – Kaunuhu Bashiran, yang artinya Allah Maha Melihat. 7- kaunuhu Mutakalliman, yang artinya Allah Maha Berbicara. Sifat Jaiz Allah Swt. Sifat Allah selanjutnya adalah sifat jaiz. Sifat jaiz Allah ini adalah Fi’lu mumkinin au tarkuhu. Yang Berarti Boleh bagi Allah untuk melakukan dan meninggalkan hal-hal yang mungkin. Maksud dari sifat jaiz Allah ini adalah segala sesuatu yang mungkin boleh bagi untuk berbuat dan boleh bagi Allah untuk meninggalkan. Misalnya Allah menjadikan si A kaya dan si B cerdas. Hal ini merupakan sesuatu sah-sah saja bagi Allah untuk melakukan hal tersebut. Kesimpulan Dari uraian di atas di tarik kesimpulan bahwa Allah memiliki sifat wajib, muhal dan jaiz. Sifat wajib dan muhal di bagi menjadi empat yaitu, sifal nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma’ani dan sifat nafsiyah. Sedangkan sifat jaiz Allah adalah Fi’lu mumkinin au tarkuhu. Demikian penjelasan tentang sifat-sifat Allah Swt. beserta dalil-dalilnya, semoga bermanfaat. Baca juga 1. Kaidah Fiqih Al Masyaqotu Tajlibu Taisir 2. Jurnal Al-Quran
– Pembahasan ini merupakan pembahasan yang wajib diketahui oleh setiap muslim, sebagaimana wajibnya seorang muslim untuk mengenal Tuhannya, Allah swt. Pembahasan ini merupakan pengantar dari kajian Ilmu Tauhid Keesaan Allah swt.. Diharapkan dengan menguasai kajian ini seorang hamba dapat lebih mengenal dirinya sebagai hamba dan bagaimana seharusnya bersikap sebagai hamba, dan juga lebih mengenal Tuhannya, Allah swt., sehingga mengetahui bagaimana ia bersikap di hadapan Tuhannya serta beribadah sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya menurut apa yang disukai-Nya. Sebagai contoh dari harapan pembahasan ini adalah mengenal salah satu Sifat Allah swt. bahwa Dia adalah Maha Besar; dan sebaliknya bahwa manusia penuh dengan kelemahan. Setelah mengetahuinya diharapkan seorang hamba akan dapat merasakan kebesaran Allah swt dan merasakan kelemahan dirinya sehingga tidak ada lagi padanya sifat sombong, merasa hebat, merasa besar, merasa paling benar dan sebagainya. A. Mengetahui Wujud Allah مَعْرِفَةُ وُجُوْدِ اللهِ Bagaimana kita dapat mengetahui wujud Allah swt.? Bila Anda melihat mobil bergerak di depan Anda dari jauh, atau menyaksikan pesawat terbang melintas di udara, maka dengan yakin Anda mengatakan bahwa pasti ada sopir yang menyetir mobil dan ada pilot yang mengendalikan pesawat meskipun Anda tidak melihat mereka berdua. Karena jika yang mengendalikan mobil atau pesawat itu tidak ada, mustahil mobil atau pesawat itu dapat melalui rutenya dengan selamat. Bagaimana kaitannya dengan wujud Allah? Jawabnya, kita melihat matahari, bulan, bintang dan planet bergerak teratur, malam dan siang berganti dengan keteraturan yang amat detil. Mungkinkah mereka ada dan bergerak sendiri? Tidak diragukan lagi bahwa semuanya telah diciptakan dan diatur oleh Allah swt. Jika Allah tidak ada – kita memohon ampun kepada-Nya – mustahil matahari, bulan, bintang-bintang, planet, siang, dan malam menjadi ada dan bertahan dengan pergerakannya yang amat teratur. Dengan demikian pula tidak akan ada makhluk yang sangat tergantung dengan mereka semua. Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; Sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang mereka katakan. 5235-36. Wujud Allah telah dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ dan indera. 1. Dalil Fitrah. Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang dapat memalingkannya. Rasulullah bersabda مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. “Semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi, Kristen, atau Majusi. ” HR. Al Bukhari Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya semuanya itu tentu ada yang mengadakannya dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Dan panca indera kita mengakui adanya Allah di mana kita melihat ada orang yang berdoa, menyeru Allah dan meminta sesuatu, lalu Allah mengabulkannya. Adapun tentang pengakuan fitrah telah disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an “Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab Betul Engkau Tuhan kami kami mempersaksikannya Kami lakukan yang demikian itu agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan-Mu atau agar kamu tidak mengatakan Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’” QS. Al A’raf 172-173. Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan juga menunjukkan, bahwa manusia dengan fitrahnya mengenal Rabbnya. Adapun bukti syari’at, kita menyakini bahwa syari’at Allah yang dibawa para Rasul yang mengandung maslahat bagi seluruh makhluk, menunjukkan bahwa syari’at itu datang dari sisi Dzat yang Maha Bijaksana. Lihat Syarah Aqidah Al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin hal 41-45 2. Dalil Al Hissyi Dalil Indrawi Bukti indera tentang wujud Allah dapat dibagi menjadi dua a. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang berdoa serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah. Allah berfirman “Dan ingatlah kisah Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa dan Kami memperkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.” Al Anbiyaa 76 “Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan kepada Rabbmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu…” Al Anfaal 9 Anas bin Malik berkata, “Pernah ada seorang Badui datang pada hari Jum’at. Pada waktu itu Nabi tengah berkhutbah. Lelaki itu berkata, “Hai Rasul Allah, harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan. Oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah untuk mengatasi kesulitan kami. ” Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi jenggotnya. Pada hari Jum’at yang kedua, orang Badui atau orang lain berdiri dan berkata, “Hai Rasul Allah, bangunan kami hancur dan harta benda pun tenggelam, doakanlah akan kami ini agar selamat kepada Allah. ” Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa “Ya Rabbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan janganlah Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami. ” Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat, kecuali menjadi terang tanpa hujan. ” HR. Al Bukhari b. Tanda-tanda para Nabi yang disebut mu’jizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang keberadaan Yang Mengutus para Nabi tersebut, yaitu Allah, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para Rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi seperti gunung-gunung yang bergulung. Allah berfirman, yang artinya “Lalu Kami wahyukan kepada Musa “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. ” Asy Syu’ara 63 Contoh kedua adalah mu’jizat Nabi Isa ketika menghidupkan orang-orang yang sudah mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. “…dan aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah…” Al Imran 49 “…dan ingatlah ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya menjadi hidup dengan ijin-Ku…” Al Maidah 110 Contoh ketiga adalah mu’jizat Nabi Muhammad ketika kaum Quraisy meminta tanda atau mu’jizat. Beliau mengisyaratkan pada bulan, lalu terbelahlah bulan itu menjadi dua, dan orang-orang dapat menyaksikannya. Allah berfirman tentang hal ini, yang artinya “Telah dekat datangnya saat Kiamat dan telah terbelah pula bulan. Dan jika mereka orang-orang musyrik melihat suatu tanda mu’jizat, mereka berpaling dan berkata “ Ini adalah sihir yang terus-menerus. ” Al Qomar 1-2 Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan oleh indera kita itu adalah bukti pasti wujud-Nya. 3. Dalil Aqli dalil akal pikiran Bukti akal tentang adanya Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan dirinya sendiri. Sebelum wujudnya tampak, berarti tidak ada. Lihatlah sekeliling anda dari tempat duduk anda. Akan anda dapati bahwa segala sesuatu di ruang ini adalah “buatan” dindingnya sendiri, pelapisnya, atapnya, kursi tempat duduk anda, gelas di atas meja dan pernak-pernik tak terhitung lainnya. Tidak ada satu pun yang berada di ruang anda dengan kehendak mereka . Gulungan tikar sederhana pun dibuat oleh seseorang mereka tidak muncul dengan spontan atau secara kebetulan. Begitu pula, orang yang memandang suatu pahatan tidak sangsi sama sekali bahwa pahatan ini dibuat oleh seorang pemahat. Hal ini bukan mengenai karya seni saja batu bata yang bertumpukan pun pasti dikira oleh siapa saja bahwa tumpukan batu bata sedemikian itu disusun oleh seseorang dengan rencana tertentu. Karena itu, di mana saja yang terdapat suatu keteraturan, entah besar entah kecil, pasti ada penyusun dan pelindung keteraturan ini. Jika pada suatu hari seseorang berkata dan menyatakan bahwa besi mentah dan batu bara bersama-sama membentuk baja secara kebetulan, yang kemudian membentuk Menara Eiffel secara lagi-lagi kebetulan, tidakkah ia dan orang yang mempercayainya akan dianggap gila? Pernyataan teori evolusi, suatu metode unik penyangkal keberadaan Allah, tidak berbeda daripada ini. Menurut teori ini, molekul-molekul anorganik membentuk asam-asam amino secara kebetulan, asam-asam amino membentuk protein-protein secara kebetulan, dan akhirnya protein-protein membentuk makhluk hidup secara lagi-lagi kebetulan. Akan tetapi, kemungkinan pembentukan makhluk hidup secara kebetulan ini lebih kecil daripada kemungkinan pembentukan Menara Eiffel dengan cara yang serupa, karena sel manusia bahkan lebih rumit daripada segala struktur buatan manusia di dunia ini. Bagaimana mungkin mengira bahwa keseimbangan di dunia ini timbul secara kebetulan bila keserasian alam yang luar biasa ini pun bisa teramati dengan mata telanjang? Pernyataan bahwa alam semesta, yang semua unsurnya menyiratkan keberadaan Penciptanya, muncul dengan kehendaknya sendiri itu tidak masuk akal. Karena itu, pada keseimbangan yang bisa dilihat di mana-mana dari tubuh kita sampai ujung-ujung terjauh alam semesta yang luasnya tak terbayangkan ini pasti ada pemiliknya. Jadi, siapakah Pencipta ini yang mentakdirkan segala sesuatu secara cermat dan menciptakan semuanya? Ia tidak mungkin Dzat material yang hadir di alam semesta ini, karena Ia pasti sudah ada sebelum adanya alam semesta dan menciptakan alam semesta dari sana. Pencipta Yang Maha Kuasa, Dialah yang mengadakan segala sesuatu, sekalipun keberadaan-Nya tanpa awal atau pun akhir. Agama mengajari kita identitas Pencipta kita yang keberadaannya kita temukan melalui akal kita. Melalui agama yang diungkapkan kepada kita, kita tahu bahwa Dia itu Allah, Maha Pengasih dan Maha Pemurah, Yang menciptakan langit dan bumi dari kehampaan. Meskipun kebanyakan orang mempunyai kemampuan untuk memahami kenyataan ini, mereka menjalani kehidupan tanpa menyadari hal itu. Bila mereka memandang lukisan pajangan, mereka takjub siapa pelukisnya. Lalu, mereka memuji-muji senimannya panjang-lebar perihal keindahan karya seninya. Walau ada kenyataan bahwa mereka menghadapi begitu banyak keaslian yang menggambarkan hal itu di sekeliling mereka, mereka masih tidak mengakui keberadaan Allah, satu-satunya pemilik keindahan-keindahan ini. Sesungguhnya, penelitian yang mendalam pun tidak dibutuhkan untuk memahami keberadaan Allah. Bahkan seandainya seseorang harus tinggal di suatu ruang sejak kelahirannya, pernak-pernik bukti di ruang itu saja sudah cukup bagi dia untuk menyadari keberadaan Allah. Tubuh manusia menyediakan begitu banyak bukti yang mungkin tidak terdapat di berjilid-jilid ensiklopedi. Bahkan dengan berpikir beberapa menit saja mengenai itu semua sudah memadai untuk memahami keberadaan Allah. Tatanan yang ada ini dilindungi dan dipelihara oleh Dia. Tubuh manusia bukan satu-satunya bahan pemikiran. Kehidupan itu ada di setiap milimeter bidang di bumi ini, entah bisa diamati oleh manusia entah tidak. Dunia ini mengandung begitu banyak makhluk hidup, dari organisme uniseluler hingga tanaman, dari serangga hingga binatang laut, dan dari burung hingga manusia. Jika anda menjumput segenggam tanah dan memandangnya, di sini pun anda bisa menemukan banyak makhluk hidup dengan karakteristik yang berlainan. Di kulit anda pun, terdapat banyak makhluk hidup yang namanya tidak anda kenal. Di isi perut semua makhluk hidup terdapat jutaan bakteri atau organisme uniseluler yang membantu pencernaan. Populasi hewan di dunia ini jauh lebih banyak daripada populasi manusia. Jika kita juga mempertimbangkan dunia flora, kita lihat bahwa tidak ada noktah tunggal di bumi ini yang tidak mengandung kehidupan. Semua makhluk ini yang tertebar di suatu bidang seluas lebih daripada jutaan kilometer persegi itu mempunyai sistem tubuh yang berlainan, kehidupan yang berbeda, dan pengaruh yang berbeda terhadap keseimbangan lingkungan. Pernyataan bahwa semua ini muncul secara kebetulan tanpa maksud atau pun tujuan itu gila-gilaan. Tidak ada makhluk hidup yang muncul melalui kehendak atau upaya mereka sendiri. Tidak ada peristiwa kebetulan yang bisa menghasilkan sistem-sistem yang serumit itu. Semua bukti ini mengarahkan kita ke suatu kesimpulan bahwa alam semesta berjalan dengan “kesadaran” consciousness tertentu. Lantas, apa sumber kesadaran ini? Tentu saja bukan makhluk-makhluk yang terdapat di dalamnya. Tidak ada satu pun yang menjaga keserasian tatanan ini. Keberadaan dan keagungan Allah mengungkap sendiri melalui bukti-bukti yang tak terhitung di alam semesta. Sebenarnya, tidak ada satu orang pun di bumi ini yang tidak akan menerima kenyataan bukti ini dalam hati sanubarinya. Sekalipun demikian, mereka masih mengingkarinya “secara lalim dan angkuh, kendati hati sanubari mereka meyakininya” sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur’an. Surat An-Naml 14 Semua makhluk tidak mungkin tercipta secara kebetulan, karena setiap yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta. Adanya makhluk-makhluk itu di atas undang-undang yang indah, tersusun rapi, dan saling terkait dengan erat antara sebab-musababnya dan antara alam semesta satu sama lainnya. Semua itu sama sekali menolak keberadaan seluruh makhluk secara kebetulan, karena sesuatu yang ada secara kebetulan, pada awalnya pasti tidak teratur. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan diri sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam. Allah menyebutkan dalil aqli akal dan dalil qath’i dalam surat Ath Thuur “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?” Ath Thuur 35 Dari ayat di atas tampak bahwa makhluk tidak diciptakan tanpa pencipta, dan makhluk tidak menciptakan dirinya sendiri. Jadi jelaslah, yang menciptakan makhluk adalah Allah. Ketika Jubair bin Muth’im mendengar dari Rasulullah yang tengah membaca surat Ath Thuur dan sampai kepada ayat-ayat ini “Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun, ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini apa yang mereka katakan. Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu atau merekakah yang berkuasa?” Ath Thuur 35-37 “Ia, yang tatkala itu masih musyrik berkata, “Hatiku hampir saja terbang. Itulah permulaan menetapnya keimanan dalam hatiku. ” HR. Al Bukhari Dalam hal ini kami ingin memberikan satu contoh. Kalau ada seseorang berkata kepada Anda tentang istana yang dibangun, yang dikelilingi kebun-kebun, dialiri sungai-sungai, dialasi oleh hamparan karpet, dan dihiasi dengan berbagai perhiasan pokok dan penyempurna, lalu orang itu mengatakan kepada Anda bahwa istana dengan segala kesempurnaannya ini tercipta dengan sendirinya, atau tercipta secara kebetulan tanpa pencipta, pasti Anda tidak akan mempercayainya, dan menganggap perkataan itu adalah perkataan dusta dan dungu. Kini kami bertanya pada Anda, masih mungkinkah alam semesta yang luas ini beserta apa-apa yang berada di dalamnya tercipta dengan sendirinya atau tercipta secara kebetulan?! 4. Dalil Naqli Dalil Syara’ Bukti syara’ tentang wujud Allah bahwa seluruh kitab langit berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluknya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan kitab-kitab itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa yang diberitakan itu. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur’an? Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 482 Demikian juga adanya para Rasul dan agama yang bersesuaian dengan kemaslahatan umat manusia menunjukkan adanya Allah, karena tidak mungkin ada agama dan Rasul kecuali ada yang mengutusnya. Akan tetapi agama-agama yang ada selain Islam telah mengalami penyimpangan dan perubahan sehingga mereka menyimpang dari jalan yang lurus. Setelah kita mengenal dan mengimani keberadaan Allah sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka perlu kita kenali Allah sebagai Rabb yang telah menciptakan, memiliki dan mengatur semua makhluknya, Dialah satu-satunya pencipta yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan, Allah berfirman Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukuplah Dia hanya mengatakan kepadanya”Jadilah”. Lalu jadilah ia. QS. 2117 Dialah satu-satunya pemilik sebagaimana Dia adalah satu-satunya pencipta, demikian juga Dia pengatur satu-satunya yang mengatur segala sesuatu. Semua ini diakui oleh kaum musyrikin Makkah, sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an Katakanlah “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan.” Maka mereka menjawab “Allah.” Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?” QS. 1031 Katakanlah “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui” Mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah”. Katakanlah “Maka apakah kamu tidak ingat?” Katakanlah “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab “kepunyaan Allah”. Katakanlah “Maka apakah kamu tidak bertaqwa?” Katakanlah “Sipakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari azab-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah.” Katakanlah “Kalau demikian, maka dari jalan manakah kamu ditipu?” QS. 2384-89 Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka ”Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari menyembah Allah. QS. 4387 Ini semua menunjukkan imannya kaum musyrikin terhadap Rububiyah Allah, akan tetapi hal ini tidak cukup untuk menyelamatkan mereka. Memang demikianlah, sebab mereka belum merealisasikan iman mereka terhadap Allah sebagai satu-satunya sesembahan. 5. Dalil Sejarah. Adalah dalil-dalil kekuasaan dan keagungan Allah yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang telah berlaku di atas muka bumi. • Q. 3137, Sesungguhnya telah lalu beberapa peraturan Allah sebelum kamu, maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibatnya orang-orang yang mendustakan agama. • Q. 7176, Demikianlah umpamanya kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sebab itu kisahkanlah kisah itu, mudah-mudahan mereka berpikir. • Q. 12111, Sesungguhnya dalam kisah-kisah mereka itu ada ibrah pengajaran bagi orang-orang yang berakal. • Q. 11120, Setiap riwayat kami kisahkan kepadamu di antara perkhabaran para Rasul supaya Kami tenteramkan hatimu dengannya. 6. Mengagungkan Allah dan MenTauhidkan Allah. Dari semua dalil-dalil yang dapat dilihat di atas itu adalah berfungsi menguatkan pandangan kita betapa keagungan Allah swt begitu luar biasa dan menundukkan kita sendiri di hadapan keagungan ini. Langsung mencetuskan Tauhidullah yang luar biasa. • Q. 2192, Sesungguhnya ini, ummat kamu hai mukminin ummat yang satu dan Aku Tuhanmu, sebab itu sembahlah Aku. B. Mengenal sifat-sifat Allah swt مَعْرِفَةُ صِفَاتِ اللهِ Bagaimana kita mengenal sifat Allah? Kita dapat mengenal sifat Allah swt melalui • التَّفْكِيْرُ فِي مَخْلُوقَاتِ اللهِ Tafakkur memikirkan ciptaan Allah. • التَّعَلُّمُ مِنْ رُسُلِهِ Belajar dari ajaran yang dibawa para rasul Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran di muka bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah untuk kaum yang meyakini. 453-4. Apa maksudnya kita dapat mengenal sifat Allah melalui tafakkur terhadap ciptaan-Nya? Bila Anda memperhatikan sebuah mobil, Anda dapat memastikan bahwa • Logam yang ada pada mobil itu menunjukkan kepada Anda bahwa pembuat mobil tersebut memiliki logam dan kemampuan membentuk logam menjadi bentuk yang sesuai untuk mobil. • Kaca yang Anda lihat menunjukkan bahwa pembuat mobil itu memiliki kaca serta kemampuan untuk membentuk kaca sesuai kebutuhan mobil jendela, kaca depan, dll... • Begitu pula dengan kabel tembaga … • Yang tidak kalah penting bahwa mobil tersebut menunjukkan bahwa pembuatnya mempunyai kehendak, dan ilmu untuk membuat mobil. Apa hubungan antara contoh tadi dengan mengenal sifat Allah swt? Beberapa sifat pembuat mobil dapat kita ketahui melalui produk mobilnya, begitu pula dengan Allah swt bagi-Nya permisalan yang maha agung, Dia tidak seperti makhluk-Nya kita dapat mengetahui sebagian sifat-sifat Allah swt melalui tafakkur terhadap ciptaan-Nya. • Bahwa hikmah maksud & manfaat dari setiap makhluk yang diciptakan menunjukkan bahwa Penciptanya memilki sifat Al-Hakim Maha Bijaksana. • Bahwa khibrah ketelitian dan kedalaman dari penciptaan semua makhluk menunjukkan bahwa Penciptanya memiliki sifat Al-Khabir Maha dalam dan detil pengetahuan-Nya. Mungkinkah kita mengetahui seluruh sifat-sifat Allah swt melalui tafakkur terhadap ciptaan-Nya? Tidak mungkin. Mengapa? Bila kita berpikir tentang sebuah mobil, kita mengetahui bahwa pembuatnya memiliki kemampuan, ilmu, ketelitian dan kehendak, dan bahwa ia memiliki materi untuk membuat mobil berupa logam, kaca, dll.. Tapi kita tahu apakah ia dermawan atau bakhil? Tinggi atau pendek? Menyukai kita atau membenci kita, adil atau zhalim? Demikian juga kita tidak mungkin mengenal semua sifat Allah swt hanya dengan tafakkur, misalnya mengapa Allah menciptakan kita? Dan Mengapa Dia mematikan kita? Kita juga tidak mungkin tahu bahwa Allah adalah المَعْبُودُ Al-ma’bud yang wajib diibadahi, القُدُّوسُ Al-quddus Maha Suci, الأَعْلَى Maha Tinggi, الحَسِيْبُ Maha Menghitung, الغَفُورُ Maha Pengampun. Lalu bagaimana kita mengenal sifat Allah swt yang belum kita ketahui? Melalui para rasul alaihimus salam yang telah mengajarkan kepada kita apa yang dikehendaki Allah untuk kita ketahui. “dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” 2255. C. Kesimpulan الخُلاَصَةُ • Mobil dan pesawat terbang yang bergerak terarah sesuai rutenya menunjukkan adanya supir atau pilot • Matahari, bulan, bintang, planet, malam dan siang yang bergerak teratur pasti menunjukkan adanya Zat yang Maha Mengatur, Allah swt. • Seandainya Allah swt tidak ada, maka alam semesta ini pasti tidak ada. • Bahwa mobil yang terdiri dari bahan pembentuknya menunjukkan bahwa pembuatnya memiliki semua bahan-bahan itu, bahwa ia memilki kehendak, ilmu dan kemampuan untuk membuat mobil dengan baik. • Alam semesta yang sempurna menunjukkan bahwa Allah memiliki semua sifat-sifat kesempurnaan, manfaat dan hikmah yang dimiliki setiap makhluk menunjukkan bahwa Dia adalah AL-Hakim Maha Bijaksana, kekuatan yang dimiliki oleh makhluk sebagai bukti bahwa Dia Maha Kuat. • Allah swt mengutus kepada kita rasul-Nya untuk mengajarkan hal-hal yang tidak dapat kita ketahui hanya melalui tafakkur, seperti perintah & larangan-Nya, apa saja yang Dia ridhai atau murkai. Redaktur Beri NilaiLoading... Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana
Sebagai umat islam, sudah tentu kita harus mempelajari tentang ilmu ketauhidan. Hal-hal yang berkaitan dengan rukun iman, rukun Islam, dan Iman dalam Islam. Selain itu juga harus mengetahui sifat-sifat Allah Ta’ala. Menurut ulama, sifat wajib Allah Ta’ala sebernarnya sangatlah banyak sebab Allah Maha Sempurna. Namun berdasarkan dalil-dalil baik dalil naqli atau aqli, sifat yang diketahui secara umum berjumlah 20 berikut ini sifat-sifat Allah dan artinyaWujud = AdaSifat Allah Ta’ala yang pertama adalah wujud yang berarti Ada. Maksudnya Allah itu zat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun. Dan tidak ada Tuhan selain Allah Ta’ adanya Allah adalah terciptanya alam semesta dan juga makhluk hidup. Hal ini juga dijelaskan dalam ayat-ayat di Al-Quran“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak pula seorang pemberi syafa’at 1190. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” QS. As-Sajdah 4“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“. QS. Thaha 14Qidam = TerdahuluAllah Ta’ala juga memiliki sifat Qidam yang berarti terdahulu. Dialah Sang Pencipta yang menciptakan alam semesta berserta isinya. Sebagai pencipta tentunya Allah telah ada lebih dahulu dari apapun yang diciptakannya. Tidak ada pendahulu atau permulaan bagi Allah Ta’ Al-Quran dijelaskan“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” 3Baqa’ = KekalBaqa’ berarti kekal. Maksudnya Allah itu Maha Kekal. Tidak akan punah, binasa ataupun mati. Tiada akhir bagi Allah Ta’ala. Dia akan tetap ada selamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” QS. Ar-Rahman 26-27“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan.” QS. Al-Qasas 88Mukholafatul Lilhawaditsi = Berbeda dengan makhluk ciptaanNyaAllah Ta’ala sudah pasti berbeda dari makhluk ciptaanNya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatu pun yang menandingi atau menyerupai keagunganNya. Ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” QS. Al-Ikhlas 4“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.”. QS. Asy-Syura 11Qiyamuhu Binafsihi = Berdiri sendiriAllah itu berdiri sendiri. Allah Ta’ala tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan al-Qur’an Allah berfirman“Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta.” QS. Al-Ankabut 6“Dan katakanlah segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” QS. Al-Isra 111Wahdaniyah = Esa/TunggalAllah itu maha Esa atau Tunggal. Maksudnya Tidak ada sekutu bagiNya . Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Bukti keesakan Allah terletak dalam kalimat syahadat “Laa ilaha Illallah” yang artinya “ Tiada Tuhan selain Allah”Dijelaskan juga dalam FirmanNya di Al-Quran“Katakanlah Dialah Allah, Yang Maha Esa.” QS. Al-Ikhlas 1“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” QS. Al-Anbiya 22Qudrat = BerkuasaQudrat berarti Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah Ta’ala. Dijelaskan dalam Al-Quran“Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.” QS. Al-Baqarah 20Iradat = BerkehendakIradat adalah sifat Allah Ta’ala yang berarti berkehendak. Maksudnya Allah itu maka menentukan segala sesuatu. Apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak seorang pun mampu mencegahNya.“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” QS. Hud 107“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya “Jadilah!” maka terjadilah ia.”QS. Yasiin 82Ilmun = Mengetahuiilmun artinya mengetahui. Maksudnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang tampak ataupun disembunyikan. Dalam Al-Quran dijelasakan“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” QS. Qaf 16Hayat = HidupAllah Ta’ala Maha Hidup. Tidak akan prnah mati, binasa ataupun musnah. Dia kekal selama-lamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran“Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS. Al-Baqarah 255“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup kekal Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” QS. Al-Furqon 58Sama’ = MendengarAllah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu. Sebagaimana firmanNya dalam Al-Quran“Dia Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan pula, dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”Asy-syuro 11“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. Al-Maidah 76Bashar = MelihatBashar artinya melihat. Maksudnya Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas, Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang jatuh.“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Hujarat 18“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis pun memadai. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” QS. Al-Baqarah 265Kalam = BerfirmanAllah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi. Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa alaihissalam. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran“Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya.” QS. Al-A’raf 143“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul lain yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah telah berfirman secara langsung.” QS. An-Nisa’ 164Qadiran = BerkuasaQadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” QS. Al-Baqarah 20Muridan = BerkehendakAllah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya. Dalam Al-Qran dijelaskan“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” 107Aliman = MengetahuiAllah Maha mengetahui segala sesuatu, baik yang ditampakkan ataupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandangi pengetahuan Allah yang Maha = HidupHayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” QS. Al-Furqon 58Sami’an = MendengarSami’an juga berarti mendengar. Allah itu Maha pendengar. Tidak ada yang terlewatkan bagi Allah dan tidak ada pula yang melampui = MelihatBashiran juga berarti melihat. Pengelihatan Allah meliputi segala hal, baik yang diterlihat ataupun yang = Berfirman atau Berkata-kataSama halnya dengan kalam, mutakalliman juga berarti Allah itu berfirman. Firman Allah terwujud dalam kitab-kitab suci yang diturunkanNya lewat para nabi. Firman Allah begitu sempurna dan tidak ada yang penjelasan tentang sifat-sifat Allah dan juga bisa mempelajari sifat mustahil bagi Allah dan dengan mengetahui tentang sifa-sifat Allah dan 99 asmaul husnabisa menjadi cara meningkatkan iman dan taqwa. Selain itu kita juga wajib mengamalkan Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan dan Hubungan Akhlak dengan Iman sebagai bentuk cara bersyukur menurut islam. Amin ya Rabbal Alamin.
Sifat Wujud Ada Sifat Nafsiah فَاللهُ مَوْجُوْدٌ قَدِيْمٌ بَاقِيْ مُخَالِفٌ لِلْخَلْقِ بِاْلإِطْلاَقِ “Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud Ada, Qadim tidak ada permulaan-Nya, Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak” Syarh Penjelasan Dzat disana bukanlah dzat dalam lisan orang indonesia yang mempunyai arti materi datu benda, akan tetapi Dzat disana adalah Dzat dalam lisan orang arab yang mempunyai arti “Dirinya sendiri”, “Haqiqat-nya” karena Allah ada tanpa membutuhkan bentuk, tempat dan tidak membutuhkan makhluqnya, karena semuanya adalah ciptaanya dan Allah berdiri sendiri tanpa ada yang menciptakan dan tidak membutuhkan pertolongan makhluqnya. Sifat wajib Allah SWT yang dua puluh tersebut yang pertama adalah sifat Nafsiyah Wujud Sifat Wujud Ada Allah SWT adalah Tuhan yang wajib kita sembah itu pasti ada. Allah SWT, ada tanpa ada perantara sesuatu dan tanpa ada yang mewujudkan. Firman Allah SWT إِنَّنِي أَنَا اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِي سورة طه،١٤ “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. QS. Thaha 14”. Adanya alam semesta beserta isinya merupakan tanda bahwa Allah SWT ada. Dialah yang menciptakan jagat raya yang menakjubkan ini. Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Alloh Ta’ala Dzatnya bukan Illat Pengaruh Luar maksudnya bahwa selain Alloh Makhluk tidak dapat mempengaruhi adanya Allah. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Alloh Ta’ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku”. QS. Thaha 14 dan firman Alloh Ta’ala, “Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. QS. Ar Rum 8 Seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah. Dia menjawab kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan teletong jawa menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?. Kebalikan sifat ini adalah sifat adam العدم yakni Allah SWT mustahil tidak ada. ——- Jangan lupa Like us on Facebook –> Kitab Kuning
sir allah dzat allah sifat allah wujud allah